“Ketika sudah memilih, kita harus bertanggung jawab terhadap pilihan itu”
Film yang berdurasi 7:02 tersebut merupakan sebuah konten singkat dari channel youtube NU Online yang membahas mengenai makanan yang tidak sepatutnya kita sia-siakan. Adegan pada film tersebut ditayangkan dengan menarik, mengenai problem masyarakat yang kerap menyepelekan makanan bahkan menyia-nyiakan yang berujung pada menyakiti antar sesama makhluk.
Kata menyakiti, di sini didasarkan kepada makhluk yang bukan hanya diberikan kepada manusia saja, tapi semua unsur yang ikut berpartisipasi pada sebuah hidangan. Ketika kita dapat menghargai makanan dan tidak menyia-nyiakannya, tentu hal tersebut menjadi adab untuk menghargai makhluk lain.
Praktek menghargai dan tidak menyia-nyiakan tersebut dilanggengkan oleh para leluhur kita dengan cara merawat tradisi-tradisi untuk memuliakannya baik dalam proses menanam, menyimpan, mengolah, menyajikan, ataupun dalam memperdagangkannya.
Biasanya orang-orang tua sering kali menasehati buah hatinya untuk menghabiskan makanan sampai tuntas tanpa ada makanan yang tersisa dengan alasan : “mengko pitike mati” atau “mengko segone nangis lo” dan sebagainya. Alasan implisit tersebut hanya sebagai perintah dan menakut-nakuti sang anak untuk tidak melakukan perkara yang kurang baik menurut tradisi.
Akan tetapi alasan-alasan tersebut memiliki kandungan dan makna sendiri, yang dalam agama Islam telah dibahasnya dan dipraktekkan oleh Nabi saw dan juga para orang-orang alim. Dalam kitab taisir khalaq kitab dasar mengenai perkara akhlaq tersebut menerangkan pada bab adabulakli mengenai beberapa adab ketika seseorang akan memulai makan, namun di antara adab-adab ketika makan yang perlu dibold dan di garisbawahi adalah: seseorang tidak diperbolehkan untuk mengumpat makanan dan disunahkan untuk mengulum sisa-sisa makanan yang ada di jari-jari atau membersihkannya.
Sebab, kita tidak mengetahui makhluk apa saja yang terkandung pada satu jenis makanan yang telah tersaji, tentunya jika kita mencela makanan maka sama saja kita telah menyakiti makhluk-makhluk yang memiliki nilai esensi tinggi dalam kehidupan alam semesta ini.
Akan tetapi, tanpa kita sadari, banyak di antara kita telah menyakiti dan tidak menghargai bagaimana cara Allah swt memberikan rizki kepada kita sekalipun itu berupa makanan.
Kemudian, mengapa kita dianjurkan untuk mengulum atau membersihkan makanan yang terdapat pada sela-sela jari? Anjuran itu merupakan salah satu adab ketika seseorang akan beranjak dari tempat tersebut. Di mana dalam kitab tersebut dijelaskan
وأمّا التّى بعده : فهى القيام قبل الشبع , وغسل اليدين بعد لعقيهما, والتقاط الفتات, والحمد الله
"Adapun adab setelah makan yaitu: Berdiri sebelum kenyang, mencuci kedua tangan setelah mengulam-nya ( sisa-sisa makanan), membersihkan nasi yang berguguran, dan membaca hamdallah."
Kemudian, bapak Iskandar Waworuntu (faounder Bumi Langit Institute) dalam film tersebut menanggapi bagi orang yang menyia-nyiakan makanan berarti sama dengan orang yang menyia-nyiakan hidup, dengan artian seseorang tersebut tidak mementingkan akan sebuah kebarokahan yang terdapat pada sebuah makanan. Sebab, yang ada pada makanan terdapat proses sakral yang dapat menentukan bagaimana cara untuk mencapai bentuk kita= manusia sebagaimana mestinya.
Adanya film dokumenter ini, mengingatkan kita tentang pentingnya menghargai sebuah makanan yang merupakan langkah kecil dan sederhana, bukan lagi tentang memanusiakan manusia akan tetapi tentang memakhlukkan sesama makhluk.
0 Komentar