"Bermain Adalah Dunia Anak"

Senin, 05 November 2018. Berkembangnya masyarakat dapat dilihat dari masyarakat itu sendiri, keberadaan sebuah komunitas di tengah-tengah masyarakat dapat membuahkan hasil positif bagi pada peminatnya. Ika Berliana fauziah, Waka Kurikulum Rumah mengajar Jebres berpendapat bahwa adanya komunitas kreatif di Solo ini sangat  membawa dampak positif bagi masyarakat, adanya komunitas-komunitas ini dapat menjadi wadah-wadah bagi para pemuda Solo dan masyarakat juga dapat berkontribusi menggerakan kegiatan positif yang bermanfaat bagi orang lain.



Komunitas Solo Mengajar merupakan komunitas aktif yang berada di kota Solo yang aktif dalam mengajarkan ilmu pengetahuan kepada anak-anak kelas 1-6 SD. Solo mengajar mempunyai 9 TC (Taman Cerdas) beberapa daerah itu terdiri dari Jebres, Mojosongo, Sumber,Pajang,Taman cerdas Soekarno hatta,Gandaan, Joyontakan,Gambirsari dari 9 taman cerdas di solo ini setiap daerahnya mempuntai proker dan mempunyai relawan-relawan untuk mengajar kepada anak-anak, terang Mahasiwa Universitas Sebelas Maret.

Keberadaan Solo mengajar dicetuskan oleh lima orang, salah satunya adalah bapak Didik.  Peristiwa anak-anak jaman dahulu bukan masalah ekonomi saja, namun pada bidang pendidikanpun mereka nyaris tidak mendapatkannya. Melihat  fakta ini membuat mereka berkeinginan membuat pendidikan di Indonesia ini lebih maju, dengan membangun sekolah mengajar kecil-kecilan disertai adanya kepala sekolah, wakil kepala sekolah, sekertaris, bendahara seperti layaknya sekolah sesungguhnya. Solo mengajar ini yang terbagi di berbagai tempat, mengajarkan kepada anak-anak disekitar wilayah tersebut, bahkan masyarakat juga diikut sertakan peduli kepada pendidikan.

Komunitas kreatif didirikan dengan rasa kepedulian dan rasa kasih sayang terhadap masyarakat. Biasanya mereka mempunyai ketertarikan dan habitat yang sama. Tempat adanya komunitas juga dapat ditentukan dimana masyarakat setempat mempunyai sesuatu yang sama yang dapat memberikan kontribusi bagi lingkungan. Salah satunya komunitas Solo mengajar, komunitas ini mempunyai dampak positif kepada masyarakat yaitu lebih mengetahui bagaimana perkembangan pendidikan di Indonesia, mengenal lebih banyak orang, juga menumbuhkan rasa kerelawanan terhadap para pelajar supaya tidak acuh tak acuh kepada pendidikan di Indonesia. Ucap wanita yang  ikut gabung komunitas Solo Mengajar pada bulan Agustus kemarin.


Dunia anak pastinya tidak jauh dari kata bermain, bahkan bermain merupakan hak-hak seorang anak. Komunitas Solo mengajar ini tidak hanya memberikan pengajaran ilmu pengetahuan saja, melainkan mereka juga dituntut sekreatif mungkin dalam menyampaikan pembelajaran, mengembangkan potensi anak-anak juga disertai dengan icebreaking dan games lainnya. Pada umumnya anak-anak akan lebih suka belajar diluar dari pada bangku sekolah, karena sebagian mereka sulit dalam menangkap penjelasan guru dan lebih senang jika bergabung dengan komunitas ini.


Posting Komentar

0 Komentar